Mangrove merupakan tumbuhan yang unik untuk dibahas
dari segi adaptasi dan cara hidupnnya, mulai dari adaptasi terhadap lingkungan
yang minim terhadap oksigen, adaptasi terhadap substrat yang labil serta
adaptasi terhadap air yang memiliki salinitas. Mangrove merupaan ekosistem yang
kompak dan saing melindungi, pasalnya mangrove akan terganggu populasinya jika
populasi mangrove yang berada di zona depan rusak. Hal seperti ini dikarenakan
kerusakan pada zona depan menyebapkan perubahan karakter lingkungan sekitar,
terutama pada salinitas air yang digunakan mangrove. Mangrove memiliki kisaran
salinitas tersendri. Seperti adakalanya daya tahan hidup ikan, mangrove
memiliki tingkatan maksimum terhadap salinitas, jika terlalu tinggi kadar
salinitasnya maka mangrove akan mati.
Sedangkan jika di bahas sedikit tentang mangrove merupakan tumbuhan tropis dan sub
tropis yang mampu beradaptasi dengan lingkungan saline. Asal kata mangrove sendiri masih menjadi misteri, dari beberapa
sumber menyebutkan mangrove berasal dari bahasa portugis mangue dan bahasa inggris grove. Sedangkan kumpulan dari tumbuhan tropis dan
sub tropis yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan saline dan saling berinteraksi dengan lingkungannya sering disebut
dengan ekosistem mangrove. Mangrove sering dijumpai di daerah pantai yang
terlindung dari hempasan ombak yang kuat dan daerah yang landai. Mangrove
sering dijumapai dan tumbuh subur pada daerah yang memiliki delta sungai yang airnnya
bannyak mengandung lumpur. Pada kondisi yang seperti ini akan bannyak dijumpai
mangrove jenis Rhizophora dan Avicennia.
Sampai sekarang mangrove selalu di
juluki dengan ekosistem yang tidak pernah sama secara universal jika dilihat
dari zonasi yang ada. Karena selalu ada jenis mangrove yang dapat hidup di
lokasi dimana secara umumnnya dia tidak di temukan dan berikut adalah
keunikan adaptasi dari ekosistem mangrove, mulai dari segi zonasi, serta
adaptasi terhadap lingkungannya.
Secara umum mintakat mangrove sendiri di
bagi menjadi 4 zonasi yaitu:
1.
Zona
Terbuka
Zona ini merupakan mangrove yang berbatasan
langsung dengan laut atau pantai. Pada zona ini mangrove yang mendominasi
adalah jenis Rhizophora, Sonneratia dan jenis Avicennia. Zona ini merupakan zona yang benar- benar
terkena pengaruh air laut. Mangrove pada zona ini memiliki adaptasi khusus
dengan penyesuaian terhadap lingkungan air yang saline. Pada jenis Rhizophora akan beradaptasi terhadap lingkungan saline dengan cara membuat lapisan
penyaring pada akarnya serta membuat jenis akar yang tunjang untuk
mempertahankan tubuhnya dari pengaruh ombak secara langsung. Sedangkan pada Soneratia dan Avicennia membuat akar yang menjalar dari sekitar dia
tumbuh dengan mengeluarkan akar napasnya untuk beradaptasi dengan oksigen yang
minim.
Gambar Rhizophora stylosa
Gambar Avicennia marina
Zona tengah
Zona
ini berada tepat di belakang dari zona terbuka yang pengaruh dari lingkungan
saline itu sendiri tidak mengenai secara langsung. Pada zona ini didominasi
dengan jenis mangrove Bruguiera,
Xylocarpus, dan jenis Excoecaria
agallocha. Jenis mangrove
ini memiliki bentuk akar yang sudah mulai sama dengan tumbuhan darat lainnya,
hanya jenis Bruguiera yang memiliki akar lutut karena sering
terdapat hidup di daerah yang berlumpur.
Gambar Bruguiera gymnoriza
Gambar Xylocarpus granatum
Gambar Excoecaria agallocha
Zona payau
Mangrove berada
disepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Di zona ini biasanya
didominasi oleh komunitas Nypa atau Sonneratia. Pada zona ini
juga sering di jumpai jenis Achrostichum dan juga Acanthus yang berfungsi sebagai antiseptik serta penawar gigitan ular
beracun.
Gambar Nypa fruticans
Gambar Sonneratia alba
Zona daratan
Zona ini terdapat mangrove yang hidup di perairan payau atau
hampir tawar. Ficus microcarpus (F. retusa), Intsia bijuga, N.
fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. dan Xylocarpus moluccensis (Kantor
Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993). Zona ini yang sering di sebut zona daratan memiliki
keanekaragama yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona yang lainnya. Tanaman
daratan yang sering di sebut dengan mangrove ikutan sering terdapat pada zona
atau mintakat ini seperti dengan jenis Terminalia katappa, Carberra manghas serta Pandanus.
Gambar Carberra manghas
Gambar Pandanus sp
Gambar Terminalia kattapa
Zonasi
tersebut sangat berperan terhadap kelangsungan hidup ekosistem mangrove,
pengeruh salinitas yang terhadang oleh onasi bagian depan sangat berperan dalam
adatasi terhadap mangrove yang berada di zona belakangnyaEkosistem
mangrove merupakan ekosistem yang khas serta unik untuk di pelajari. Ekosistem
ini memiliki adaptasi secara khusus untuk mampu hidup pada lingkungan yang
memiliki kadar garam, kandungan oksigen pada lingkungan yang sedikit serta pada
kondisi lumpur atau substrat dasar yang labil. Karena sifat lingkungan yang
keras dan khas, mangrove serta berbagai jenis hewan yang hidup di lingkungan
mangrove diwajibkan untuk melakukan adaptasi, baik secara morfologi serta secara fisiologi
organisme tersebut. Ada berbagai jenis akar yang terdapat pada mangrove, antara
satu dengan yang lain memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan karakter
lingkungannya.
Akar
yang horizontal menyebar kedalam tanah dan kemudian mencuat keluar ke atas tanah
yang terdapat pada jenis Sonneratia dan Avicennia di sebut dengan akar pensil. Akar yang mencuat ke atas tanah
dan kembali masuk kedalam tanah lagi di sebut dengan akar lutut (knee root) yang terdapat pada jenis
Bruguiera. Ada juga akar yang keluar dari batang pohon yang menancap kuat ke
adalam tanah yang di sertai dengan bintil-bintil kecil (pneumatophore) pada akarnya seperti yang terdapat pada pohon bakau.
Serta jenis mangrove payau dan daratan yang memiliki janis akar papan untuk menopang
tubuhnya hidup di daerah daratan yang memiliki tanah sudah cukup stabil.
Ekosistem
mangrove hidup pada daerah yang fluktuatif, pasang surut yang menggenangi
mangrove setiap hari dengan membawa lumpur serta sedimen. Sedimen yang
terbentuk dengan adanya pengaruh pasang surut menyebapkan tanah tersusun secara
alami dengan tingkat kepadatan yang rendah. Kondisi tanah yang fluktuatif serta
kandungan oksigen yang rendah ini menyebapkan adaptasi yang khusus serta unik
untuk di pelajari. Adaptasi terhadap lingkungan yang unik dan khas ini terdiri
dari tiga adaptasi terhadap proses fisika dan kimia yang ekstrim.
1. Adaptasi terhadap salinitas
Adaptasi lingkungan yang
bersalinitas ini merupakan cari khas dari lingkungan mangrove. Kadar garam yang
tinggi mengharuskan mangrove untuk melakukan adaptasi secara fisiologis. Dalam
adaptasi mangrove terhadap salinitas ini terbagi menjadi beberapa kelompok.
Kelompok pertama yaitu mangrove yang melakukan adaptasinya dengan membentuk
lapisan enyaring garam yang terdapat pada jaringan akar, seperti jenis Rhizophora. Sedangakan yang kedua dengan
melakukan penyimpanan kadar garam pada daun mangrove, seperti yang dilakukan
oleh jenis Lumnitzera serta jenis Sonneratia. Dan yang terakhir yaitu dengan mengeluarkan
kadar garam secara langsung melalui daun maupun melalui kulit batang yang
dikelupaskan.
2. Adaptasi terhadap terhadap kadar
oksigen yang rendah
Untuk mengatasi kadar
oksigen yang rendah ini mangrove melakukan adaptasi fisiologis dengan membentuk
benjolan-benjolan kecil pada akar (Pneumatophore).
Akar nafas ini berfungsi untuk mengambil udara di atas permukaan air. Akar
nafas ini dimiliki oleh mangrove jenis Rhizophora,
avicennia, sonneratia serta Xylocarpus.
3. Adaptasi terhadap tanah yang
labil
Tanah yang labil yang
terdapat pada ekosistem mangrove ini terjadi karena kondisi pasang surut yang
terjadi setiap hari, tersusun secara terus menerus menumpuk membentuk sedimen
yang memiliki kepadatan tanah yang rendah. Adaptasi ini dilakukan dengan
membentuk model perakaran yang khas dan unik, seperti akar tunggang, akar
pensil, akar lutut serta akar papan. Dari semua akar yang dimiliki dari jenis-jenis
magrove tersebut memiliki peruntukan yang berbeda, tergantung dengan lingkungan
yang di tempati oleh mangrove tersebut.
Kalau boleh sumbernya dilampirkan..
BalasHapus